Pendahuluan
Hari Kartini bukan sekadar peringatan atas sosok pahlawan perempuan, tapi momentum untuk merefleksikan perjuangan perempuan modern—terutama para ibu. Dalam dunia yang terus berubah, menjadi ibu tidak hanya menuntut cinta dan perhatian, tapi juga ketangguhan, ilmu, dan mental baja. Menjadi ibu hari ini adalah perjuangan yang tak kalah berat dari perjuangan Kartini dahulu.
Ibu masa kini dituntut untuk multitasking: mengasuh, mendidik, mengatur rumah, bahkan bekerja atau menjalankan bisnis. Semua dilakukan demi keluarga, tanpa kehilangan identitas dan keberdayaan dirinya.
1. Mengenang Kartini: Perempuan sebagai Pilar Kemandirian
Raden Ajeng Kartini memperjuangkan hak perempuan agar memperoleh pendidikan, kebebasan berpikir, dan pengakuan sosial. Dalam surat-suratnya yang dihimpun dalam Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menulis:
“Perempuan harus mendidik dirinya agar bisa mendidik generasi berikutnya.”
Semangat ini terus hidup dalam ibu masa kini, yang:
- Membekali diri dengan pengetahuan pengasuhan modern
- Peduli pada kesehatan fisik dan mental anak
- Meningkatkan kesadaran keluarga tentang gizi dan keseimbangan emosi
- Terus belajar, baik secara formal maupun informal
2. Ibu: Peran Vital dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Menurut WHO, periode 1.000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga usia 2 tahun) adalah masa emas perkembangan anak. Dalam masa ini, peran ibu begitu dominan:
- Memberikan nutrisi terbaik (ASI eksklusif)
- Merawat fisik dan mental bayi
- Menciptakan kelekatan emosional (bonding)
- Menjadi figur stabil yang menumbuhkan rasa aman
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut ibu sebagai “pusat edukasi tumbuh kembang anak” dalam strategi nasional pengasuhan.
3. Menjadi Ibu Modern: Perjuangan dalam Diam
a. Ibu Rumah Tangga = Pekerja Tanpa Libur
Peran sebagai ibu rumah tangga tidak kalah menantang dari profesi formal. Dari bangun tidur hingga tidur kembali, ibu:
- Mengurus anak
- Mengelola rumah
- Merencanakan keuangan keluarga
- Memastikan seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat
b. Ibu Bekerja: Antara Ambisi dan Tanggung Jawab
Ibu yang bekerja menghadapi dilema harian: ingin sukses secara pribadi, namun juga ingin sepenuhnya hadir untuk anak. Perjuangan ini sering menimbulkan stres dan rasa bersalah.
Menurut WHO dan UNICEF, dukungan keluarga, lingkungan kerja ramah ibu, dan cuti melahirkan berbayar sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan hidup ibu bekerja.
4. Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga
Ibu menjadi duta kesehatan dalam keluarga. Ia berperan penting dalam:
- Memberikan ASI eksklusif
- Menjaga higienitas perawatan bayi
- Mengatur pola makan sehat seluruh keluarga
- Memantau jadwal imunisasi
- Mengenali tanda bahaya penyakit anak
Menurut Kemenkes RI, lebih dari 60% keputusan rumah tangga soal makanan, pengobatan, dan perawatan dilakukan oleh ibu.
5. Ibu dan Tantangan Emosional
Menjadi ibu juga berarti harus siap menghadapi tantangan mental, seperti:
- Baby blues syndrome atau postpartum depression
- Burnout karena tekanan multitugas
- Kurangnya dukungan sosial
- Ketidaksetaraan peran pengasuhan
️ WHO mengklasifikasikan gangguan mental ibu pascapersalinan sebagai isu global yang perlu perhatian khusus. Program Maternal Mental Health menjadi bagian penting dari kebijakan kesehatan ibu.
6. Cara Kita Menghargai Perjuangan Ibu
Merayakan Kartini bukan hanya dengan mengenakan kebaya, tapi dengan menghargai perjuangan para ibu masa kini:
a. Sebagai Anak:
- Ucapkan terima kasih dan peluk ibu hari ini.
- Tunjukkan empati, bukan hanya saat Hari Ibu atau Kartini.
- Bantu pekerjaan rumah tanpa diminta.
b. Sebagai Suami:
- Bagi tanggung jawab domestik.
- Beri waktu istirahat dan me time.
- Dukung cita-cita istri, baik bekerja maupun di rumah.
c. Sebagai Masyarakat:
- Dukung kebijakan cuti melahirkan & ruang laktasi.
- Jangan menghakimi pilihan pengasuhan.
- Buat komunitas support untuk ibu baru.
7. Sorura: Merawat dengan Cinta, Mendukung Perjuangan Ibu
Sebagai brand yang berfokus pada produk bayi usia 0–5 tahun, Sorura memahami bahwa perawatan terbaik lahir dari kasih sayang seorang ibu. Oleh karena itu, setiap produk Sorura dibuat:
- Menggunakan bahan alami dan aman untuk bayi
- Melalui riset dermatologis dan pediatrik
- Mempermudah rutinitas perawatan harian
- Menjadi bagian dari momen bonding ibu & anak
Produk seperti hairlotion, minyak telon, dan sunscreen bayi bukan hanya melindungi fisik si kecil, tapi juga menjadi medium sentuhan cinta yang memperkuat ikatan emosional.
8. Kesimpulan: Menjadi Ibu Adalah Jalan Kartini yang Paling Nyata
Semangat Kartini terus hidup dalam setiap ibu yang berjuang merawat dan mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang. Perjuangan mereka mungkin tak terdengar, namun mereka membentuk peradaban dari rumah.
Mari, di Hari Kartini ini, kita angkat suara:
“Ibu, engkau bukan hanya pahlawan keluarga—engkau adalah Kartini masa kini.”